CIKAOKINFO- Adanya ajang perlombaan senjata (Arms Race) diantara kawasan yang belum tercipta sebuah aliansi adalah hal yang wajar. Memasuki abad 21, kawasan Asia khususnya Asia Pasifik mulai dimeriahkan dengan perlombaan kepemilikian Alutsista (Alat utama sistem Persenjataan) canggih.
Ini tak lepas dari meningkatnya suhu perekonomian dunia yang kini bermigrasi dari Eropa/Amerika ke Asia.
BACA JUGA: JADI PANGLIMA TNI, TERNYATA BEGINI KARIER MARSEKAL HADI TJAHJANTO
Negara-negara yang paling antusias dalam kompetisi adu senjata biasanya terdorong oleh adanya permusuhan terselubung atau karena ada ancaman yang sangat serius dari negara sekitarnya, diantaranya Iran, China, India, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapura, Pakistan, Vietnam, Australia dan Indonesia.
loading...
Jika diantara negara ini berencana atau tengah membeli Alutsista Strategis, maka negara sekitarnya akan turut terkompor untuk melakukan hal yang seirama, Jenis Alutsista tandingannya berbeda beda tergantung pada kebijakan politis dan anggaran yang dimiliki.
Terkadang, ajang perlombaan senjata ini dapat dianggap sebagai situasi yang riskan berpotensi meng-unstabilkan kedamaian dan keseimbangan kawasan.
Beberapa negara berpandangan, bahwa aktivitas saling unjuk gigi senjata strategis sangat tidak direkomendasikan karena akan timbul konsekuensi-konsekuensi yang tak diharapkan, seperti yang tadi dituliskan, mengancam kestabilan dan ketenangan kawasan.
BACA JUGA: MENYANGKUT KEDAULATAN, FIR NATUNA WAJIB DIKUASAI INDONESIA SEPENUHNYA
Sehingga, Negara tersebut memilih mengambil kebijakan yang bersifat unpublicated, top secret, dan terselubung terkait rencana atau kepemilikan Alutsista Strategis.
Kebijakan inilah yang sepertinya dikerjakan oleh militer Indonesia (TNI) semenjak program pengadaan Alutsista (Minimum Essential Forces) Dicanangkan sejak Pemerintahan Presiden SBY.
Alutsista Rahasia TNI, tak semua pengadaan senjata utama TNI dipublikasikan pada khalayak umum demi menjaga sebuah kepentingan khusus dan strategis, salah satunya adalah menutupi kekuatan TNI yang sebenarnya dengan tujuan membingungkan pihak asing yang ingin bermain main dalam mengganggu kedaulatan dan integritas nasional Republik Indonesia.
loading...
Program MEF dicanangkan dengan rapi dan pasti. Insiden-insiden pelanggaran kedaulatan berangsung berkurang drastis, gerakan MEF dapat dianggap berhasil menggetarkan pihak asing, rakyat khususnya warga para military enthusiast bersuka cita.
Dimasa MEF inilah kemudian beredar banyak bisikan gaib dan gosip tentang aktivitas rahasia Kementrian Pertahanan/TNI terkait pembelian Alutsista Menakutkan yang masuk dalam daftar kebijakan sangat dirahasiakan.
Keberadaan Alutsista ini menjadi topik/bahan perbincangan ramai yang memikat diforum forum militer, saling tebak dan analisa yahud menyeruak dimana mana.
BACA JUGA: (VIDEO) KAPTEN CPM : SIAPAPUN YANG MENGHINA ULAMA AKAN DUEL LANGSUNG DENGAN TNI
Dari informasi yang dikutif dari JakartaGreater dan berbagai media massa, program / kegiatan prioritas dari pengadaan alutsista TNI dalam rangka pemenuhan MEF yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2017 di bidang pertahanan adalah :
1). Kontrak efektif untuk 22 jenis Alutsista Strategis.
2). Kontrak efektif untuk 20 jenis Alutsista produksi industri pertahanan.
3). 24 unit panser pengganti Sarasen dan Saladin.
4). 20 Unit meriam Artileri Medan (Armed).
5). Pengadaan lanjutan helikopter Apache.
6). 8 jenis munisi senjata KRI
7). Satu Satbak rudal jarak sedang.
8). 14 unit rudal air to air.
9). 55 unit kendaraan taktis (Rantis).
Pengadaan alutsista di atas, dilakukan bersamaan dengan penguatan industri pertahanan, dengan sasaran :
1) Pengembangan Pesawat KFX/IFX
2) Pembuatan prototype medium tank
3) Transfer of Technology Rudal C-705
4) Habituation roket R-Han 122 B
0 Comments