CIKAOKINFO- Tembak menembak antara TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) terjadi di Banti, Tembagapura, Kabupaten Timika, Papua, pada Minggu (1/4) dan Senin (2/4). Kontak senjata itu menimbulkan korban jiwa dari kedua pihak.
Panglima Operasi Komando Daerah Pertahanan III Kalikopi, Nemangkawi, Papua, Hendrik Wanmang mengungkapkan pihak TNI berusaha masuk ke Banti sejak Minggu. Namun TPN OPM mengadang TNI sehingga terjadi baku tembak.
"Dari serangan itu ada satu rumah warga yang terbakar. Mereka yang menjadi korban belum dievakuasi. Dari TPN 1 orang, dan juga belum dievakuasi," kata Hendrik kepada CNN Indonesia, kemarin.
loading...
Hendrik menjelaskan warga Banti merupakan masyarakat pribumi yang selama ini ditipu oleh PT. Freeport Indonesia. Menurutnya, masyarakat setempat tengah berjuang mengembalikan hak atas kedaulatannya.
"Saya punya masyarakat sama-sama berjuang untuk tutup PT. Freeport, karena itu akar masalah Papua," tegasnya.
Dia mengatakan pembakaran rumah sakit dan sekolah yang dibangun Freeport sebagai dampak kemarahan karena selama ini fasilitas tersebut dianggap tidak bisa membantu masyarakat.
"Bakar rumah sakit dan sekolah, rumah sakit dan sekolah itu bikin dari PT. Freeport, bukannya menyelamatkan masyarakat. Ada rumah sakit saja banyak orang mati di usia yang tidak pantas mati. Coba bayangkan itu. Sekarang sudah ada rumah sakit, tapi anak kecil masih muda sudah mati banyak sekali. Kekurangan gizi di mana-mana," katanya.
Hendrik menyatakan TPN OPM siap perang melawan TNI meskipun pihaknya memiliki keterbatasan senjata. Selama ini pihaknya juga menjalin komunikasi dengan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) yang berada di hutan.
loading...
"Kalau TNI menyatakan perang, oke-oke saja kami terima. Kami siap. Tidak mungkin kami lari, namanya tempur. Kami siap bertempur, walaupun kami punya keterbatasan-keterbatasan melawan negara yang lengkap dengan persenjataan, dari persenjataan ringan dan persenjataan berat," katanya.
Hendrik menjelaskan perang yang dimaksud terkait perang urat syaraf dan secara fisik. Dia menambahkan selama ini perang urat syaraf telah dijalankan oleh para diplomat yang tergabung dalam United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yaitu Benny Wenda, Octovianus Mote, Rex Rumakiek dan Paula Makabory.
0 Comments